This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Selasa, 30 April 2013

Tentang Gasing

        Memang Gasing adalah permainan tradisional Melayu Tua yang hampir ada disemua wilayah Asia Tenggara, dimana setiap wilayah itu mempunyai ciri khas yang berbeda tentang permainan ini. Terlebih di Indonesia hampir diseluruh penjuru nusantara pun memilki tradisi yang berbeda mengenai permainan ini, termasuk nama untuk setiap wilayah di Indonesia pun berbeda. 

        Minsalnya masyarakat Jawa Barat dan DKI Jakarta menyebutnya Gangsing atau Panggal. Masyarakat Lampung menamaninya Pukang, warga Kalimantan Timur menyebutnya Begasing, sedangkan di Maluku disebut Apiong dan di Nusa Tenggara Barat dinamai Maggasing. Nama maggasing atau Aggasing juga dikenal masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Sedangkan masyarakat Bolaang Mongondow di daerah Sulawesi Utara mengenal Gasing dengan nama Paki. Orang Jawa Timur menyebut Gasing sebagai kekehan. Sedangkan di Yogyakarta, gasing disebut dengan dua nama berbeda. Jika terbuat dari bambu disebut Gangsingan, dan jika terbuat dari kayu dinamai pathon. Hanya masyarakat Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Tanjungpinang dan Kepulauan Riau yang menyebut Gasing. (Sumber : Wikipedia)

        Dari beberapa penamaan diatas menunjukkan bahwa permainan ini sangatlah majemuk. Di Gayo khususnya masyarakat juga menamainya dengan Gasing sama seperti beberapa wilayah di bagian Sumatra lainnya. Di Gayo permainan ini mempunyai arti tersendiri dan penamaannya pun sangatlah banyak, mulai dari cara membuat sampai menjadi Gasing hingga memainkannya pun mempunyai banyak nama (istilah), hal ini diperoleh dari hasil penelusuran panitia Festival Gasing Gayo 2011 kesejumlah tempat dikecamatan Pegasing kabupaten Aceh Tengah guna untuk mengumpulkan data teknis dan tata cara permainan Gasing Gayo yang pertama diselenggarakan di Aceh Tengah secara resmi.

       Hasil dari telusuran panitia saat itu, mendapatkan banyak sekali manfaat yang bisa ditulis tentang permainan yang mulai dilupakan ini, dahulu orang Gayo biasa memainkan Gasing dalam waktu tertentu dan yang paling sering dilakukan adalah pada saat bersawah (Gayo : Berume) dimulai, dimana semua masyarakat mencari kayu tonggak pagar (Gayo : betersik) guna dijadikan sebagai lahan semai bibit pada yang disemai di petakan sawah (Gayo : Penyemen). Sisa dari kayu-kayu yang dijadikan pagar itulah yang dibuat Gasing.
Akan tetapi, istilah Tersik tidaklah sepenuhnya benar dijadikan buat Gasing, dikarenakan Tersik bisa digunakan untuk keperluan lain bukan Gasing saja, biasanya orang Gayo bila ingin membuat Gasing maka kayu yang akan dibuat Gasing tadi dinamakan dengan Aging. Dan dalam bahasa Gayo lebih dikenal dengan sebutan, “Ike Tersik gere tentu tos kin Gasing, tapi ke Aging nge pasti tos kin Gasing”.
Kata Aging sudah mulai tidak dikenal dikalangan anak-anak Gayo mereka lebih mengenal Tersik dijadikan buat Gasing bukan Aging. Setelah Aging, barulah pembuatan Gasing dimulai hingga menjadi bentuk yang sebenarnya dan siap untuk memainkan. Sebelum Gasing jadi kebentuk sempurnanya, masih ada istilah-istilah lain ni Urang Gayo, seperti Turun, Ulu, dan baru menjadi Gasing. Turun adalah Aging yang telah diolah tadi sudah berbentuk runcing, tetapi lingkaran Gasing belum dibuat. Setelah turun kemudian membuat Ulu atau kepala Gasing, dan barulah menjadi Gasing yang sebenarnya, seperti yang kita kenal selama ini.

           Istilah-istilah lain yang mulai dilupakan dalam permainan Gasing Gayo kata Parianto seperti Adu Mess. Adu Mess dijadikan sebagai alat undian untuk mengetahui siapa yang terlebih dahulu untuk memangka Gasing lawan yang dilakukan dengan Cara kedua belah pihak memutar Gasing sekuat-kuatnya hingga berhenti, dan Gasing siapa yang terlebih dahulu berhenti dinyatakan dengan sebagai penahan (Gayo : Peneging) dan yang menang dinyatakan sebagai Pemangka.
Setelah itu jenis pukulan pemangka pun dalam permainan Gasing Gayo dibedakan menjadi tiga kategori, yang pertama Tibuk, Panci, dan Timung. Pukulan-pukulan yang dipakai sesuai dengan perjanjian antara kedua belah pihak yang akan memainkan pertandingan Gasing.
         
         Penamaan dalam permainan Gasing pun mempunyai isitilah-istilah tersendiri, pertama sewaktu pemangka memukul Gasing Peneging dan ternyata Gasing pemangka setelah mengenai Gasing peneging berputar dengan kepala bukan yang seharusnya Gasing pemangka berputar dengan bagian runcingnya maka Gasing pemangka dinyatakan kalah dalam bahasa Gayo hal ini dikenal dengan istilah “Cicir”.
Kedua, apabila Gasing pemangka setelah memukul Gasing peneging ternyata Gasing pemangka keluar dari arena permainan maka Gasing pemangka juga dinyatakan kalah dalam bahasa Gayo lebih dikenal dengan istilah “Remong”.

           Ketiga, apabila Gasing pemangka mengenai Gasing peneging dan ternyata gasing peneging masih berputar maka Gasing peneging berhak untuk dipukul dengan tali pemutar dalam bahasa Gayo dikenal dengan sebutan “Rampas”.
         Cara penilaian pemenang pertandingan Gasing dilakukan dengan cara menghitung pukulan pemangka apabila terjadi ketiga hal diatas maka Gasing pemangka dinyatakan kalah dan dimenangkan oleh Gasing peneging, dan sebaliknya apabila Gasing pemangka melaksanakan tugasnya dengan sempurna maka Gasing peneging dinyatakan kalah dari Gasing pemangka. Dan setelah itu giliran Peneging yang menjadi Pemangka. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali kesempatan sesuai dengan kesepakatan masing-masing pihak yang bertanding.
sumber : www.lintasgayo.com/

Galeri Foto Latihan


Latihan Didong

Latihan Didong

Minggu, 28 April 2013

Kegiatan Membuka Jalan Pesantren dengan bantuan santri

Di linung Bulen II terdapat sebuah Pesantren yang di dirikan oleh ....... Yang mana pesantren tersebut terletak di atas sebuah bukit yang ada di kawasan desa Linung Bulen II Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah.
Keberadaan Pesantren tersebut di sambut baik oleh warga di Linung Bulen II dan sekitarnya, itu terlihat dari data Murid-murid yang belajar di pesantren berasal dari Kala Bintang dan Kuala Satu.
Tim KKN saat berada di lokasi Pesantren juga turut serta membantu proses pembangunan pesantren  bersama dengan murid dari pesantren tersebut.


  Alhamdulillah kegiatan yang di laksanakan membantu membuka Jalan pesantren di Linung Bulen II selesai dalam tahap membersihkan jalan ke pesantren.

Rabu, 24 April 2013

Galeri Photo Kegiatan


Membersihkan saluran air

       "Kebersihan Lingkungan adalah pangkal kesehatan" kutipan itulah yang mendorong mahasiswa KKN angkatan 2013 yang di kirim ke desa Linung Bulen II kecamatan Bintang kabupaten Aceh Tengah untuk sekiranya dapat membantu membersihkan lingkungan di sekitar desa tersebut, dalam membersihkan Lingkungan yang di maksud, Mahasiswa KKN memulai dengan membersihkan selokan yang macet karena tumpukan sampah sehingga dapat menyebabkan air yang mengalir meluap hingga memenuhi jalan yang menyebabkan pengguna jalan agak kesulitan berjalan jika hari hujan, setelah hujan juga air yang ada di jalan tidak langsung kering karena jalan yang di maksud juga tidak terlalu bagus, aspal yang tidak rata menyebabkan air akan terus menggenangi jalan sebelum hari panas, untuk lebih jelasnya keadaan jalan utama di Desa Linung Bulen II ada di gambar di bawah ini.


            Gambar di atas merupakan Jalan utama dari Desa Linung Bulen II atau biasa disebut dengan LB II bintang, gambar di atas menjelaskan bagaimana keadaan jalan utama atau jalan yang pertama kali kita jumpai jika kita akan masuk ke Desa LB II kecamatan bintang Kabupaten Aceh Tengah. selokan yang terlihat di penuhi dengan rumput dan juga sampah plastik yang tidak akan dapat melancarkan arus air ketika hujan turun. karena memang membersihkan kampung atau desa adalah salah satu program KKN angkatan 2013 maka mahasiswa yang di terjunkan ke desa LB II segera membersihkan area tersebut secara bersama-sama.
Dan alhamdulillah saat ini air yang mengalir di selokan yang telah di bersihkan Mahasiswa KKN angkatan 2013 tepatnya di desa LB II sudah lancar.

Pembuatan Bank sampah

pembuatan bank sampah
permbuatan bank sampah
Program KKN-PPM angkatan 2013 salah satunya adalah pembuatan bank sampah di kampung Linung Bulen II yang di kerjakan oleh mahasiswa KKN-PPM yang di tempatkan di tempat tersebut. Mahasiswa KKN di linung bulen II berinisiatif dalam pembuatan Bank sampah yang di buat dari bambu karena selain mudah di dapat juga memanfaatkan sumber daya alam yang ada sehingga meminimalisir keuangan untuk tim tersebut.
perancangan bank sampah tersebut adalah berbentuk persegi dan tinggi kira-kira 50 cm, dalam pembuatan bank sampah, mahasiswa harus mendapatkan sekitar 2 bambu untuk 3 bank sampah, dari potongan2 bambu tersebut juga mendapatkan 3 bank sampah berukuran kecil dengan ukuran kira-kira 25 x 10 cm. bank sampah yang berukuran mini tersebut akan di tempatkan di pemandian warga baik tempat pemandian pria dan wanita, karena di tempat pemandian masih terdapat banyak sampah yang berserakan, sampah tersebut adalah sampah non organik yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan serta mengakibatkan penyumbatan pada selokan.
di bawah ini adalah gambar hasil pembuatan bank sampah oleh mahasiswa KKN-PPM angkatan 2013 di Kampung Linung Bulen II Aceh tengah.

  Gambar di atas adalah hasil dari kreatifitas peserta KKN-PPM Kampung Linung Bulen II,  dengan pembuatan Bank sampah ini di harapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan sehingga Kampung Linung Bulen II bebas dari sampah yang berserakan agar menjadi kampung yang bersih,indah dan nyaman.

Tarian Tradisional


          Tarian tradisional adalah gerakan anggota badan berirama biasanya di iringi dengan bunyi-bunyian, yang di lakukan secara turun temurun sehingga menjadi adat kebiasaan, di lihat dari maknanya, seni tari tradisional memiliki filosofi yang sangat tinggi, bukan hanya sekedar menggerakkan badan. sejak zaman dahulu, nenek moyang kita sudah mencontohkan bagaimana menyampaikan pesan atau nasihat tidak sebatas dengan kata-kata, namun bisa juga di sampaikan melalui tarian dan nyanyian.
           
          Linung Bulen II adalah sebuah desa yang berada di kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah, desa ini merupakan salah satu desa yang di siapkan untuk mahasiswa KKN PPM angkatan 2013. Salah satu program KKN PPM 2013 adalah Pelestarian Budaya yang termasuk juga tarian tradisional, walaupun tarian tradisional tidak termasuk program utama mahasiswa namun ketika melihat semangat anak-anak LB II dalam mengenalkan keahlian mereka dalam bidang Tari Tradisional Khususnya tradisional Gayo, mahasiswa KKN PPM yang berada di LB II ingin agar Kelompok Tari yang Ada di desa Linung Bulen di Tampilkan di Festival budaya yang akan di adakan di Pante menye tanggal 5 mei 2013.

        Informasi yang di dapat mahasiswa Saat ini mereka belajar dengan seseorang pemuda yang bernama Sabri yang juga penduduk desa LB II. dengan kesibukannya sabri menyempatkan diri untuk berbagi ilmu dengan anak-anak didiknya, sabri akan fokus mengajar tari ketika akan ada acara di desa Linung Bulen II seperti acara penyambutan saat pernikahan dsb. hasil latihan anak tari desa LB II terlihat mengagumkan saat mahasiswa KKN PPM juga menyaksikan di salah satu acara pernikahan. mahasiswa KKN PPM yakin kalau saja mereka di latih dengan rutin Mereka bisa menjadi penari yang lebih baik lagi dan memang benar akan jadi penari sesuai dengan keinginan mereka.

DemoGrafi


1.1  DEMOGRAFI
Secara umum keadaan demografi Kampung Linung Bulen II merupakan dataran tinggi. Kampung Linung Bulen II memiliki Iklim Tropis (dua musim)

Tabel : 1.2.1 kondisi Fisik Kampung
No
Pemanfaatan lahan
Luas (Ha)
Keterangan
1
Area Pemukiman
50
-
2
Area Persawahan
28
-
3
Area perkebunan
2
-
4
Area Kuburan
1
-
5
Area Pekarangan
2
-

Jumlah
83
-

Tabel 1.2.2 Tipologi
No


Ket
1
Hutan di keliling Kampung
Ya
-
2
Area Hijau / lahan kosong
Ya
-
3
Perbatasan dengan Kampung lain
Ya


Tabel 1.2.3 Orbitasi Umum
No




1
Jarak ke ibu kota Provinsi
320
Km
-
2
Jarak ke kabupaten
18
Km
-
3
Jarak ke kecamatan
1,3
Km
-
4
SPBU
18.10
Km
-
5
Pasar terdekat
18,15
Km
-
6
RSU
18,5
Km
-

Tabel 1.2.4 Orbitasi Khusus
No




1
Jarak Kegunung
50
M

2
Jarak kelaut
600
M

3
Jarak kesungai
300
M

4
Jarak ke pinggiran hutan
100
M

5
Jarak ke bandar udara
30
Km
Rembele
6
Jarak keterminal
500
M
Bintang
7
Jarak kekantor polisi
1
Km
Kapolsek Bintang

Tabel 1.2.5 Jumlah Penduduk
No





1
Linung Bulen II
157
366
333
699

Tabel 1.2.6 Jumlah Penduduk Menurut Dusun
No





1
Serampak
56
113
173
286
2
Lot
50
104
91
195
3
Musara
51
149
69
218
Jumlah
157
366
333
699

Tabel 1.2.7 jumlah penduduk menurut golongan usia
No




1
0 bulan – 12 bulan
3
2
5
2
1 tahun – 4 tahun
16
14
30
3
05 tahun – 08 tahun
20
35
55
4
09 tahun - 15 tahun
59
45
104
5
16 tahun - 56 tahun
262
224
486
6
56 tahun ke atas
10
9
19
Total
366
333
699


2.1.3 Keadaan Sosial
Tabel 1.2.8 Fasilitas Sosial Kampung
No



1
Menasah
1 Unit
Tempat beribadah – Aktif
2
Lapangan bola Voli
1 Unit
Sarana Olah Raga – Aktif
3
MCK
2 Unit
Aktif
4
TK PAUD
1 Unit
Aktif

2.1.4 Keadaan Ekonomi
Tabel 1.2.9 Data tingkat Pendidikan Masyarakat
No



1



2



3



4



5



6



7



Total