This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Kamis, 02 Mei 2013

Siapa yang harus memperhatikan Lingkungan


Inen toni, demikianlah sebutan nama untuk seorang ibu yang biasa juga di panggil dengan nama bu sabuti dan juga dengan nama panggilan bu ustazah. Ibu dengan Empat orang anak ini bersifat peramah dan juga senang bercanda, oleh karena itu tidak heran jika banyak orang yang mengenalnya dan untuk mencari informasi tentang ibu ini tidak akan sulit di Desa Linung Bulen II Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah. ibu ustazah adalah orang pertama yang berkenalan dengan Tim KKN PPM angkatan 2013, itu karena ibu ustazah lah yang menjemput tim KKN PPM ke kantor kecamatan saat Tim KKN PPM di antar ke lokasi KKN PPM, setelah proses di kantor kecamatan selesai, ibu sibuti membawa tim KKN PPM ke tempat yang di tuju tepatnya Desa Linung Bulen II. Setelah sampai di desa Linung Bulen II ibu yang bernama lengkap Ruhmawati ini langsung membawa tim kerumahnya untuk beristirahat sambil menunggu aparat desa yang sedang bertugas di luar Desa.
Sambil istirahat ibu Sabuti memberikan pertanyaan tentang kedatangan tim ke Desa Linung Bulen II, Setelah di jelaskan oleh tim ibu sabuti mengerti dan mendukung sekali kegiatan yang akan di jalankan oleh tim di Desa Linung Bulen II, terlebih lagi di bidang pemanfaatan sampah yang menjadi salah satu Program KKN PPM angkatan 2013 ini, beliau bercerita tentang keadaan sampah di desa ini dan dari cerita ibu sabuti ini lah penulis ingin menuliskan tulisan ini karena ternyata ibu sabuti bukanlah warga desa yang biasa di desa Linung Bulen II menurut penulis.
Ibu sabuti atau inen toni adalah salah satu dari ratusan orang yang bertempat tinggal di Desa Linung Bulen II Bintang yang memulai hidup di desa LB II pada 1997 yang sebelumnya ibu ini bertempat tinggal di Sabang, walaupun sebelumnya ibu sabuti bertempat tinggal di sabang ibu sabuti adalah asli orang bersuku Gayo. Ketika ibu sabuti pindah ke desa LB II pada tahun 1997 ibu sabuti dan keluarga memulai kehidupan dengan berkebun selama 3 tahun yang mana kebun tersebut juga sebagai tempat tinggal ibu sabuti dan keluarga selama itu. setelah itu tahun 2000 ibu dan suaminya mencoba untuk hidup di desa LB II bersama masyarakat, hari-hari bu sabuti dan keluarga jalani bersama masyarakat berjalan dengan baik karena memang masyarakat Linung Bulen II ramah dan baik. Namun, lama-lama ibu sabuti merasa kurang tenang hidup di desa tersebut karena masyarakat desa membuat sampah sembarangan sehingga sampah bertumpuk dimana-mana, pemandangan ini lah yang membuat ibu sabuti tidak tenang, entah mendapat dorongan dari mana ibu sabuti memulai membersihkan desa dengan sendirinya, ibu sabuti yang mengaku tidak mendapat dorongan dari siapapun membersihkan sampah-sampah yang ada di desa tersebut yang kemudian di tumpukkan di lokasi pembakaran sampah yang di buat sendiri yang tempatnya tidak jauh dari rumahnya, ibu ini semakin tidak tenang ketika sampah yang telah di bersihkan ada lagi keesokan harinya, ibu sabuti mulai menghimbau ke masyarakat untuk membuang sampah ke sudut rumahnya sendiri agar bu sabuti mudah untuk membakarnya ketika sore hari. beberapa dari masyarakat menjalankan himbauan itu dan mulai membuang sampah di tempat ibu sabuti sediakan, namun permasalahan yang timbul adalah jenis sampah, jenis sampah yang di buang oleh masyarakat bukan hanya sampah plastik,kaleng,karet dsb. terkadang jenis sampah yang di buang area pekarangan bu sayuti adalah kotoran manusia, sehingga menyulitkan bu sayuti untuk menerima lagi area pekarangannya di jadikan tempat sampah pembuangan akhir, bau yang tidak sedap kerap kali tercium hingga kerumahnya sehingga mengganggu proses kegiatan yang ada di rumah. karena sudah tidak tahan dengan keadaan seperti itu bu sabuti kembali menghimbau ke masyarakat untuk sampah kotoran manusia di tanam saja, dan jangan buang ke tempat sampah pekarangan tersebut. ibu sabuti akan merelakan halamannya untuk tempat sampah tapi berbentuk sampah yang bisa di bakar. dan sejak itu masyarakat mulai membuat tempat buang air besar dengan memanfaatkan air mengalir yang ada di desa tersebut.
Ibu sabuti yang di dukung penuh oleh suaminya berkomitmen dalam membersihkan desa harus sabar dan penuh semangat tanpa bantuan siapa pun, tanpa ada dorongan dari mana pun bu sayuti akan tetap menjaga kebersihan lingkungan LB II tanpa pamrih.
hari demi hari ibu sabuti jalani dan himbauan-himbauan yang di lontarkannya yang terkadang mendapat balasan kurang berkenan di hati bu sabuti tapi bu sabuti tetap kokoh dengan himbauannya dan menjelaskan apa arti dari kebersihan  mulai membuat masyarakat peduli akan kebersihan sehingga ibu sayuti tidak perlu berkeliling kampung lagi untuk membersihkan sampah karena masyarakat sudah mulai membuang sampah di pekarangan ibu tersebut dan tumpukan sampah tersebutk akan di bakar oleh ibu sabuti hingga habis. saat penulis bertanya  "kenapa ibu sabuti harus melakukan itu semua?",
beliau  menjawab sambil menunjukkan anaknya yang paling kecil yang sering di panggil dengan Iting, 
"iting masih kecil,dan iting akan besar tumbuh dewasa, jika saat ini kita menumpukkan sampah di desa kita, apa yang akan terjadi ketika iting besar dan dewasa nanti, kemungkinan dia tidak akan ada lagi di desa ini, dia akan pindah karena desa ini penuh dengan sampah dan penyakit".
ibu sabuti sangat takut jika anaknya berpenyakitan karena sampah-sampah yang berserakan, ibu ini telah memikirkan bagaimana jika anak-anak yang ada di desa LB II sakit, " kalo mereka berekonomi baik tidak akan memikirkan apa yang kami pikirkan" itu kata beliau.
ibu sabuti berharap kepada masyarakat untuk sadar akan kebersihan, juga ibu sabuti merelakan dengan ikhlas pekarangan rumahnya untuk di jadikan tempat sampah pembuangan akhir untuk di bakar, ibu sabuti akan membakar sampah tersebut asalkan masyarakat mau membuat tempat sampah di pekarangan ibu sabuti.
Dan Tujuan penulis menuliskan ini adalah agar semua pembaca bisa merasakan apa yang ibu sabuti rasakan, rasakan jika kita harus membakar sampah yang ada di depan rumah kita, orang-orang bebas membuang sampah di depan rumah kita, bau yang menyengat harus menjadi udara yang kita hirup di tiap waktunya, ikhlaskah kita?
sebenarnya...
siapakah yang harus memperhatikan kebersihan lingkungan yang ada ini..
Dia kah?, Mereka? atau Kita?
 
Salam Mahasiswa Linung Bulen II angkatan 2013.

Keindahan ini akan di rasakan jika berada di Lokasi (Pante Menye)

Pante Menye, begitulah sebutan untuk sebuah tempat objek wisata yang ada di takengon aceh tengah, Pante menye ini berlokasi di Desa Linung Bulen II kecamatan Bintang. Pante Menye, jika di artikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah Pantai Manja, ketika di tanyakan ke penduduk sekitar tentang arti dari nama tempat objek wisata tersebut mereka akan mengatakan Pante menye dalam bahasa indonesia adalah pantai manja, pantai ini akan memanjakan mata untuk menikmati pemandangan yang ada di sekitarnya, karena pante menye berada di ujung danau lut tawar maka pengunjung dapat melihat keseluruhan dari danau lut tawar, gunung-gunung yang tinggi terlihat di kanan kiri danau yang membuat danau terbentuk indah untuk dipandang, nelayan yang sedang bekerja membuat mata akan semakin betah berlama-lama di tempat ini, juga tempat ini terlihat seperti pantai, karena di sekeliling pante menye di hiasi dengan pasir-pasir seperti di pantai yang membuat tempat bersantai akan semakin sempurna jika anda mengunjungi tempat ini.
kelebihan dari pante menye ini sebagai tempat objek wisata terfavorit dari beberapa pengunjung adalah selain tempat ini indah tempat ini juga aman untuk anak-anak, di katakan aman untuk anak-anak karena memang di pante menye pengunjung tidak perlu susah untuk memantau kegiatan anak-anak, karena wisata ini berdekatan dengan jalan maka memudahkan orang tua untuk melihat kegiatan anak-anaknya dari tempat yang dekat, dan untuk pemandian pun orang tua tidak perlu khawatir karena memang kedalaman air danau di pante menye tidak terlalu dalam.

Kelebihan lainnya adalah di sepanjang pante menye terdapat pasir yang mengelilingi tempat tersebut layaknya pantai. pasir ini sering di manfaatkan untuk pengunjung anak muda bermalam di pante menye dengan mendirikan tenda untuk persiapan istirahat, dan memang benar tempat ini semakin sangat indah sekali saat malam, apa lagi jika malam bertabur bintang, dimana anda bisa dengan bebas melihat bintang-bintang yang ada di langit dengan pandangan tanpa batas, sinar bulan menerangi gunung-gunung disekitar lut tawar dan juga sinar lampu-lampu dari perumahan warga yang tinggal di sekitar pinggiran lut tawar dan yang paling indah ketika anda melihat kedepan dari pante menye, akan terlihat betapa indahnya kota takengon, cahaya lampu bercorak warna kota dan kota tersebut di selimuti dengan awan-awan yang akan menambah suasana menjadi indah.
untuk pemandangan pagi hari pengunjung akan di suguhkan dengan udara dingin karena awan sekeliling tempat istirahat dan jika semakin matahari menampakkan sinarnya awan akan terlihat berjalan menjauh dari pante menye tersebut.
gambar di bawah ini di ambil sekitar pukul 08.00.
Menikmati pemandangan di pagi hari

Terlihat embun di pagi hari mulai meninggalkan Danau Lut tawar secara perlahan sehingga Kota takengon dan sekitarnya yang semula tertutupi mulai terlihat jelas kembali.
Anda akan Merasakan keindahan ini hanya ketika anda berada di Lokasi wisata Pante Menye.

Gotong Royong Bersama Anak-anak Linung Bulen II

Anak sebagai generasi muda merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa.
Satu hal lagi yang harus di ingat sebagai orang tua, bahwa anak atau generasi penerus kita adalah merupakan amanah Allah SWT. Anak-anak akan baik jika berada dalam lingkungan yang baik, demikian juga sebaliknya, jika anak-anak berada dalam lingkungan yang tidak baik, maka mereka juga tidak akan bisa di harapkan menjadi baik. Anak-anak yang berada di desa Linung Bulen II adalah termasuk anak-anak yang baik dan kreatif. Rasa kebersamaan dan kekompakan mereka memang telah terdidik dengan sendirinya karena memang Desa Linung Bulen II berpenduduk kompak dan saling membantu satu sama lain. maka tidak lah terlalu sulit untuk Mahasiswa KKN PPM angkatan 2013 yang di kirim ke desa linung bulen ini untuk mengajak, mengajar dan mengerjakan apa arti membersihkan lingkungan dengan gotong royong kepada anak-anak Desa Linung Bulen II.
Tanpa Mengurangi rasa hormat kepada guru/ustazah mahasiswa meminta izin untuk mengajak anak-anak mempraktikkan apa arti dari membersihkan lingkungan dengan cara gotong royong, apa itu kebersamaan dan bagaimana caranya mengatasi masalah secara bersama-sama.
semangat mereka dalam melaksanakan gotong royong terlihat di gambar bawah ini..






Membersihkan Pekarangan salah satu warga



Ruangan Musara


Setelah Bergotong royong mahasiswa mengajak anak-anak untuk beristirahat bersama sambil bernyanyi agar capek atau lelah mereka hilang dan di ganti dengan kegembiraan. dan juga  mahasiswa KKN PPN membelikan minuman untuk mereka yang telah bekerja keras membersihkan lingkungan  dengan cara bergotong royong.






mudah-mudahan untuk kedepannya mereka masih mempertahankan rasa kebersamaan mereka.

Awal cerita Saat Mahasiswa KKN PPM Sampai Di Tujuan

     Kebersihan Lingkungan merupakan salah satu program KKN PPM angkatan 2013, Untuk membantu masyarakat dalam hal membersihkan lingkungan mungkin adalah tugas yang agak berat untuk mahasiswa yang di kirim ke tempat yang telah di tentukan, apa lagi jika kebiasaan dalam sebuah desa sudah membudaya sejak lama. Namun, tidak akan berat jika mahasiswa mau untuk memang benar-benar membantu desa tersebut.
     Linung Bulen II adalah sebuah desa yang berada di ujung danau lut tawar takengon, tepatnya kecamatan bintang kabupaten aceh tengah, Desa yang memiliki masyarakat yang ramah ini adalah tempat kami di tempatkan untuk menjalankan Program KKN PPM angkatan 2013. Kebersihan Lingkungan untuk desa LB II ini masih belum bisa dikatakan bersih, itu terbukti dari gambar-gambar di bawah ini yang di dokumentasikan oleh Mahasiswa KKN PPM yang di kirim ke desa tersebut.














Gambar Di atas menjelaskan bahwa sampah masih berserakan di sudut-sudut desa, baik itu di jalan yang masih di gunakan, di selokan, dan di bawah-bawah kolong yang bisa di manfaatkan untuk menyembunyikan sampah baik itu plastik mau pun kaca.
Saat mahasiswa bertanya kepada beberapa penduduk tentang keadaan sampah, penduduk menjawab bahwa mereka tidak memiliki tempat sampah.
Oleh karena itu mahasiswa berinisiatif untuk membuat tempat sampah agar sampah tidak lagi di buang sembarangan dimana-mana, untuk memulai program ini mahasiswa menyusun strategi dalam menjalankan program ini yaitu membersihkan sampah-sampah tersebut terlebih dahulu, ini terlihat di gambar di bawah ini..
















Untuk Tahap selanjutnya mahasiswa akan membuat Tempat Sampah untuk di bagikan di tiap lorong desa Linung Bulen II atau di sebut dengan LB II.

Rabu, 01 Mei 2013

Video Tari