This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Kamis, 02 Mei 2013

Siapa yang harus memperhatikan Lingkungan


Inen toni, demikianlah sebutan nama untuk seorang ibu yang biasa juga di panggil dengan nama bu sabuti dan juga dengan nama panggilan bu ustazah. Ibu dengan Empat orang anak ini bersifat peramah dan juga senang bercanda, oleh karena itu tidak heran jika banyak orang yang mengenalnya dan untuk mencari informasi tentang ibu ini tidak akan sulit di Desa Linung Bulen II Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah. ibu ustazah adalah orang pertama yang berkenalan dengan Tim KKN PPM angkatan 2013, itu karena ibu ustazah lah yang menjemput tim KKN PPM ke kantor kecamatan saat Tim KKN PPM di antar ke lokasi KKN PPM, setelah proses di kantor kecamatan selesai, ibu sibuti membawa tim KKN PPM ke tempat yang di tuju tepatnya Desa Linung Bulen II. Setelah sampai di desa Linung Bulen II ibu yang bernama lengkap Ruhmawati ini langsung membawa tim kerumahnya untuk beristirahat sambil menunggu aparat desa yang sedang bertugas di luar Desa.
Sambil istirahat ibu Sabuti memberikan pertanyaan tentang kedatangan tim ke Desa Linung Bulen II, Setelah di jelaskan oleh tim ibu sabuti mengerti dan mendukung sekali kegiatan yang akan di jalankan oleh tim di Desa Linung Bulen II, terlebih lagi di bidang pemanfaatan sampah yang menjadi salah satu Program KKN PPM angkatan 2013 ini, beliau bercerita tentang keadaan sampah di desa ini dan dari cerita ibu sabuti ini lah penulis ingin menuliskan tulisan ini karena ternyata ibu sabuti bukanlah warga desa yang biasa di desa Linung Bulen II menurut penulis.
Ibu sabuti atau inen toni adalah salah satu dari ratusan orang yang bertempat tinggal di Desa Linung Bulen II Bintang yang memulai hidup di desa LB II pada 1997 yang sebelumnya ibu ini bertempat tinggal di Sabang, walaupun sebelumnya ibu sabuti bertempat tinggal di sabang ibu sabuti adalah asli orang bersuku Gayo. Ketika ibu sabuti pindah ke desa LB II pada tahun 1997 ibu sabuti dan keluarga memulai kehidupan dengan berkebun selama 3 tahun yang mana kebun tersebut juga sebagai tempat tinggal ibu sabuti dan keluarga selama itu. setelah itu tahun 2000 ibu dan suaminya mencoba untuk hidup di desa LB II bersama masyarakat, hari-hari bu sabuti dan keluarga jalani bersama masyarakat berjalan dengan baik karena memang masyarakat Linung Bulen II ramah dan baik. Namun, lama-lama ibu sabuti merasa kurang tenang hidup di desa tersebut karena masyarakat desa membuat sampah sembarangan sehingga sampah bertumpuk dimana-mana, pemandangan ini lah yang membuat ibu sabuti tidak tenang, entah mendapat dorongan dari mana ibu sabuti memulai membersihkan desa dengan sendirinya, ibu sabuti yang mengaku tidak mendapat dorongan dari siapapun membersihkan sampah-sampah yang ada di desa tersebut yang kemudian di tumpukkan di lokasi pembakaran sampah yang di buat sendiri yang tempatnya tidak jauh dari rumahnya, ibu ini semakin tidak tenang ketika sampah yang telah di bersihkan ada lagi keesokan harinya, ibu sabuti mulai menghimbau ke masyarakat untuk membuang sampah ke sudut rumahnya sendiri agar bu sabuti mudah untuk membakarnya ketika sore hari. beberapa dari masyarakat menjalankan himbauan itu dan mulai membuang sampah di tempat ibu sabuti sediakan, namun permasalahan yang timbul adalah jenis sampah, jenis sampah yang di buang oleh masyarakat bukan hanya sampah plastik,kaleng,karet dsb. terkadang jenis sampah yang di buang area pekarangan bu sayuti adalah kotoran manusia, sehingga menyulitkan bu sayuti untuk menerima lagi area pekarangannya di jadikan tempat sampah pembuangan akhir, bau yang tidak sedap kerap kali tercium hingga kerumahnya sehingga mengganggu proses kegiatan yang ada di rumah. karena sudah tidak tahan dengan keadaan seperti itu bu sabuti kembali menghimbau ke masyarakat untuk sampah kotoran manusia di tanam saja, dan jangan buang ke tempat sampah pekarangan tersebut. ibu sabuti akan merelakan halamannya untuk tempat sampah tapi berbentuk sampah yang bisa di bakar. dan sejak itu masyarakat mulai membuat tempat buang air besar dengan memanfaatkan air mengalir yang ada di desa tersebut.
Ibu sabuti yang di dukung penuh oleh suaminya berkomitmen dalam membersihkan desa harus sabar dan penuh semangat tanpa bantuan siapa pun, tanpa ada dorongan dari mana pun bu sayuti akan tetap menjaga kebersihan lingkungan LB II tanpa pamrih.
hari demi hari ibu sabuti jalani dan himbauan-himbauan yang di lontarkannya yang terkadang mendapat balasan kurang berkenan di hati bu sabuti tapi bu sabuti tetap kokoh dengan himbauannya dan menjelaskan apa arti dari kebersihan  mulai membuat masyarakat peduli akan kebersihan sehingga ibu sayuti tidak perlu berkeliling kampung lagi untuk membersihkan sampah karena masyarakat sudah mulai membuang sampah di pekarangan ibu tersebut dan tumpukan sampah tersebutk akan di bakar oleh ibu sabuti hingga habis. saat penulis bertanya  "kenapa ibu sabuti harus melakukan itu semua?",
beliau  menjawab sambil menunjukkan anaknya yang paling kecil yang sering di panggil dengan Iting, 
"iting masih kecil,dan iting akan besar tumbuh dewasa, jika saat ini kita menumpukkan sampah di desa kita, apa yang akan terjadi ketika iting besar dan dewasa nanti, kemungkinan dia tidak akan ada lagi di desa ini, dia akan pindah karena desa ini penuh dengan sampah dan penyakit".
ibu sabuti sangat takut jika anaknya berpenyakitan karena sampah-sampah yang berserakan, ibu ini telah memikirkan bagaimana jika anak-anak yang ada di desa LB II sakit, " kalo mereka berekonomi baik tidak akan memikirkan apa yang kami pikirkan" itu kata beliau.
ibu sabuti berharap kepada masyarakat untuk sadar akan kebersihan, juga ibu sabuti merelakan dengan ikhlas pekarangan rumahnya untuk di jadikan tempat sampah pembuangan akhir untuk di bakar, ibu sabuti akan membakar sampah tersebut asalkan masyarakat mau membuat tempat sampah di pekarangan ibu sabuti.
Dan Tujuan penulis menuliskan ini adalah agar semua pembaca bisa merasakan apa yang ibu sabuti rasakan, rasakan jika kita harus membakar sampah yang ada di depan rumah kita, orang-orang bebas membuang sampah di depan rumah kita, bau yang menyengat harus menjadi udara yang kita hirup di tiap waktunya, ikhlaskah kita?
sebenarnya...
siapakah yang harus memperhatikan kebersihan lingkungan yang ada ini..
Dia kah?, Mereka? atau Kita?
 
Salam Mahasiswa Linung Bulen II angkatan 2013.

Keindahan ini akan di rasakan jika berada di Lokasi (Pante Menye)

Pante Menye, begitulah sebutan untuk sebuah tempat objek wisata yang ada di takengon aceh tengah, Pante menye ini berlokasi di Desa Linung Bulen II kecamatan Bintang. Pante Menye, jika di artikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah Pantai Manja, ketika di tanyakan ke penduduk sekitar tentang arti dari nama tempat objek wisata tersebut mereka akan mengatakan Pante menye dalam bahasa indonesia adalah pantai manja, pantai ini akan memanjakan mata untuk menikmati pemandangan yang ada di sekitarnya, karena pante menye berada di ujung danau lut tawar maka pengunjung dapat melihat keseluruhan dari danau lut tawar, gunung-gunung yang tinggi terlihat di kanan kiri danau yang membuat danau terbentuk indah untuk dipandang, nelayan yang sedang bekerja membuat mata akan semakin betah berlama-lama di tempat ini, juga tempat ini terlihat seperti pantai, karena di sekeliling pante menye di hiasi dengan pasir-pasir seperti di pantai yang membuat tempat bersantai akan semakin sempurna jika anda mengunjungi tempat ini.
kelebihan dari pante menye ini sebagai tempat objek wisata terfavorit dari beberapa pengunjung adalah selain tempat ini indah tempat ini juga aman untuk anak-anak, di katakan aman untuk anak-anak karena memang di pante menye pengunjung tidak perlu susah untuk memantau kegiatan anak-anak, karena wisata ini berdekatan dengan jalan maka memudahkan orang tua untuk melihat kegiatan anak-anaknya dari tempat yang dekat, dan untuk pemandian pun orang tua tidak perlu khawatir karena memang kedalaman air danau di pante menye tidak terlalu dalam.

Kelebihan lainnya adalah di sepanjang pante menye terdapat pasir yang mengelilingi tempat tersebut layaknya pantai. pasir ini sering di manfaatkan untuk pengunjung anak muda bermalam di pante menye dengan mendirikan tenda untuk persiapan istirahat, dan memang benar tempat ini semakin sangat indah sekali saat malam, apa lagi jika malam bertabur bintang, dimana anda bisa dengan bebas melihat bintang-bintang yang ada di langit dengan pandangan tanpa batas, sinar bulan menerangi gunung-gunung disekitar lut tawar dan juga sinar lampu-lampu dari perumahan warga yang tinggal di sekitar pinggiran lut tawar dan yang paling indah ketika anda melihat kedepan dari pante menye, akan terlihat betapa indahnya kota takengon, cahaya lampu bercorak warna kota dan kota tersebut di selimuti dengan awan-awan yang akan menambah suasana menjadi indah.
untuk pemandangan pagi hari pengunjung akan di suguhkan dengan udara dingin karena awan sekeliling tempat istirahat dan jika semakin matahari menampakkan sinarnya awan akan terlihat berjalan menjauh dari pante menye tersebut.
gambar di bawah ini di ambil sekitar pukul 08.00.
Menikmati pemandangan di pagi hari

Terlihat embun di pagi hari mulai meninggalkan Danau Lut tawar secara perlahan sehingga Kota takengon dan sekitarnya yang semula tertutupi mulai terlihat jelas kembali.
Anda akan Merasakan keindahan ini hanya ketika anda berada di Lokasi wisata Pante Menye.

Gotong Royong Bersama Anak-anak Linung Bulen II

Anak sebagai generasi muda merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa.
Satu hal lagi yang harus di ingat sebagai orang tua, bahwa anak atau generasi penerus kita adalah merupakan amanah Allah SWT. Anak-anak akan baik jika berada dalam lingkungan yang baik, demikian juga sebaliknya, jika anak-anak berada dalam lingkungan yang tidak baik, maka mereka juga tidak akan bisa di harapkan menjadi baik. Anak-anak yang berada di desa Linung Bulen II adalah termasuk anak-anak yang baik dan kreatif. Rasa kebersamaan dan kekompakan mereka memang telah terdidik dengan sendirinya karena memang Desa Linung Bulen II berpenduduk kompak dan saling membantu satu sama lain. maka tidak lah terlalu sulit untuk Mahasiswa KKN PPM angkatan 2013 yang di kirim ke desa linung bulen ini untuk mengajak, mengajar dan mengerjakan apa arti membersihkan lingkungan dengan gotong royong kepada anak-anak Desa Linung Bulen II.
Tanpa Mengurangi rasa hormat kepada guru/ustazah mahasiswa meminta izin untuk mengajak anak-anak mempraktikkan apa arti dari membersihkan lingkungan dengan cara gotong royong, apa itu kebersamaan dan bagaimana caranya mengatasi masalah secara bersama-sama.
semangat mereka dalam melaksanakan gotong royong terlihat di gambar bawah ini..






Membersihkan Pekarangan salah satu warga



Ruangan Musara


Setelah Bergotong royong mahasiswa mengajak anak-anak untuk beristirahat bersama sambil bernyanyi agar capek atau lelah mereka hilang dan di ganti dengan kegembiraan. dan juga  mahasiswa KKN PPN membelikan minuman untuk mereka yang telah bekerja keras membersihkan lingkungan  dengan cara bergotong royong.






mudah-mudahan untuk kedepannya mereka masih mempertahankan rasa kebersamaan mereka.

Awal cerita Saat Mahasiswa KKN PPM Sampai Di Tujuan

     Kebersihan Lingkungan merupakan salah satu program KKN PPM angkatan 2013, Untuk membantu masyarakat dalam hal membersihkan lingkungan mungkin adalah tugas yang agak berat untuk mahasiswa yang di kirim ke tempat yang telah di tentukan, apa lagi jika kebiasaan dalam sebuah desa sudah membudaya sejak lama. Namun, tidak akan berat jika mahasiswa mau untuk memang benar-benar membantu desa tersebut.
     Linung Bulen II adalah sebuah desa yang berada di ujung danau lut tawar takengon, tepatnya kecamatan bintang kabupaten aceh tengah, Desa yang memiliki masyarakat yang ramah ini adalah tempat kami di tempatkan untuk menjalankan Program KKN PPM angkatan 2013. Kebersihan Lingkungan untuk desa LB II ini masih belum bisa dikatakan bersih, itu terbukti dari gambar-gambar di bawah ini yang di dokumentasikan oleh Mahasiswa KKN PPM yang di kirim ke desa tersebut.














Gambar Di atas menjelaskan bahwa sampah masih berserakan di sudut-sudut desa, baik itu di jalan yang masih di gunakan, di selokan, dan di bawah-bawah kolong yang bisa di manfaatkan untuk menyembunyikan sampah baik itu plastik mau pun kaca.
Saat mahasiswa bertanya kepada beberapa penduduk tentang keadaan sampah, penduduk menjawab bahwa mereka tidak memiliki tempat sampah.
Oleh karena itu mahasiswa berinisiatif untuk membuat tempat sampah agar sampah tidak lagi di buang sembarangan dimana-mana, untuk memulai program ini mahasiswa menyusun strategi dalam menjalankan program ini yaitu membersihkan sampah-sampah tersebut terlebih dahulu, ini terlihat di gambar di bawah ini..
















Untuk Tahap selanjutnya mahasiswa akan membuat Tempat Sampah untuk di bagikan di tiap lorong desa Linung Bulen II atau di sebut dengan LB II.

Rabu, 01 Mei 2013

Video Tari


Selasa, 30 April 2013

Tentang Gasing

        Memang Gasing adalah permainan tradisional Melayu Tua yang hampir ada disemua wilayah Asia Tenggara, dimana setiap wilayah itu mempunyai ciri khas yang berbeda tentang permainan ini. Terlebih di Indonesia hampir diseluruh penjuru nusantara pun memilki tradisi yang berbeda mengenai permainan ini, termasuk nama untuk setiap wilayah di Indonesia pun berbeda. 

        Minsalnya masyarakat Jawa Barat dan DKI Jakarta menyebutnya Gangsing atau Panggal. Masyarakat Lampung menamaninya Pukang, warga Kalimantan Timur menyebutnya Begasing, sedangkan di Maluku disebut Apiong dan di Nusa Tenggara Barat dinamai Maggasing. Nama maggasing atau Aggasing juga dikenal masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Sedangkan masyarakat Bolaang Mongondow di daerah Sulawesi Utara mengenal Gasing dengan nama Paki. Orang Jawa Timur menyebut Gasing sebagai kekehan. Sedangkan di Yogyakarta, gasing disebut dengan dua nama berbeda. Jika terbuat dari bambu disebut Gangsingan, dan jika terbuat dari kayu dinamai pathon. Hanya masyarakat Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Tanjungpinang dan Kepulauan Riau yang menyebut Gasing. (Sumber : Wikipedia)

        Dari beberapa penamaan diatas menunjukkan bahwa permainan ini sangatlah majemuk. Di Gayo khususnya masyarakat juga menamainya dengan Gasing sama seperti beberapa wilayah di bagian Sumatra lainnya. Di Gayo permainan ini mempunyai arti tersendiri dan penamaannya pun sangatlah banyak, mulai dari cara membuat sampai menjadi Gasing hingga memainkannya pun mempunyai banyak nama (istilah), hal ini diperoleh dari hasil penelusuran panitia Festival Gasing Gayo 2011 kesejumlah tempat dikecamatan Pegasing kabupaten Aceh Tengah guna untuk mengumpulkan data teknis dan tata cara permainan Gasing Gayo yang pertama diselenggarakan di Aceh Tengah secara resmi.

       Hasil dari telusuran panitia saat itu, mendapatkan banyak sekali manfaat yang bisa ditulis tentang permainan yang mulai dilupakan ini, dahulu orang Gayo biasa memainkan Gasing dalam waktu tertentu dan yang paling sering dilakukan adalah pada saat bersawah (Gayo : Berume) dimulai, dimana semua masyarakat mencari kayu tonggak pagar (Gayo : betersik) guna dijadikan sebagai lahan semai bibit pada yang disemai di petakan sawah (Gayo : Penyemen). Sisa dari kayu-kayu yang dijadikan pagar itulah yang dibuat Gasing.
Akan tetapi, istilah Tersik tidaklah sepenuhnya benar dijadikan buat Gasing, dikarenakan Tersik bisa digunakan untuk keperluan lain bukan Gasing saja, biasanya orang Gayo bila ingin membuat Gasing maka kayu yang akan dibuat Gasing tadi dinamakan dengan Aging. Dan dalam bahasa Gayo lebih dikenal dengan sebutan, “Ike Tersik gere tentu tos kin Gasing, tapi ke Aging nge pasti tos kin Gasing”.
Kata Aging sudah mulai tidak dikenal dikalangan anak-anak Gayo mereka lebih mengenal Tersik dijadikan buat Gasing bukan Aging. Setelah Aging, barulah pembuatan Gasing dimulai hingga menjadi bentuk yang sebenarnya dan siap untuk memainkan. Sebelum Gasing jadi kebentuk sempurnanya, masih ada istilah-istilah lain ni Urang Gayo, seperti Turun, Ulu, dan baru menjadi Gasing. Turun adalah Aging yang telah diolah tadi sudah berbentuk runcing, tetapi lingkaran Gasing belum dibuat. Setelah turun kemudian membuat Ulu atau kepala Gasing, dan barulah menjadi Gasing yang sebenarnya, seperti yang kita kenal selama ini.

           Istilah-istilah lain yang mulai dilupakan dalam permainan Gasing Gayo kata Parianto seperti Adu Mess. Adu Mess dijadikan sebagai alat undian untuk mengetahui siapa yang terlebih dahulu untuk memangka Gasing lawan yang dilakukan dengan Cara kedua belah pihak memutar Gasing sekuat-kuatnya hingga berhenti, dan Gasing siapa yang terlebih dahulu berhenti dinyatakan dengan sebagai penahan (Gayo : Peneging) dan yang menang dinyatakan sebagai Pemangka.
Setelah itu jenis pukulan pemangka pun dalam permainan Gasing Gayo dibedakan menjadi tiga kategori, yang pertama Tibuk, Panci, dan Timung. Pukulan-pukulan yang dipakai sesuai dengan perjanjian antara kedua belah pihak yang akan memainkan pertandingan Gasing.
         
         Penamaan dalam permainan Gasing pun mempunyai isitilah-istilah tersendiri, pertama sewaktu pemangka memukul Gasing Peneging dan ternyata Gasing pemangka setelah mengenai Gasing peneging berputar dengan kepala bukan yang seharusnya Gasing pemangka berputar dengan bagian runcingnya maka Gasing pemangka dinyatakan kalah dalam bahasa Gayo hal ini dikenal dengan istilah “Cicir”.
Kedua, apabila Gasing pemangka setelah memukul Gasing peneging ternyata Gasing pemangka keluar dari arena permainan maka Gasing pemangka juga dinyatakan kalah dalam bahasa Gayo lebih dikenal dengan istilah “Remong”.

           Ketiga, apabila Gasing pemangka mengenai Gasing peneging dan ternyata gasing peneging masih berputar maka Gasing peneging berhak untuk dipukul dengan tali pemutar dalam bahasa Gayo dikenal dengan sebutan “Rampas”.
         Cara penilaian pemenang pertandingan Gasing dilakukan dengan cara menghitung pukulan pemangka apabila terjadi ketiga hal diatas maka Gasing pemangka dinyatakan kalah dan dimenangkan oleh Gasing peneging, dan sebaliknya apabila Gasing pemangka melaksanakan tugasnya dengan sempurna maka Gasing peneging dinyatakan kalah dari Gasing pemangka. Dan setelah itu giliran Peneging yang menjadi Pemangka. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali kesempatan sesuai dengan kesepakatan masing-masing pihak yang bertanding.
sumber : www.lintasgayo.com/

Galeri Foto Latihan


Latihan Didong

Latihan Didong

Minggu, 28 April 2013

Kegiatan Membuka Jalan Pesantren dengan bantuan santri

Di linung Bulen II terdapat sebuah Pesantren yang di dirikan oleh ....... Yang mana pesantren tersebut terletak di atas sebuah bukit yang ada di kawasan desa Linung Bulen II Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah.
Keberadaan Pesantren tersebut di sambut baik oleh warga di Linung Bulen II dan sekitarnya, itu terlihat dari data Murid-murid yang belajar di pesantren berasal dari Kala Bintang dan Kuala Satu.
Tim KKN saat berada di lokasi Pesantren juga turut serta membantu proses pembangunan pesantren  bersama dengan murid dari pesantren tersebut.


  Alhamdulillah kegiatan yang di laksanakan membantu membuka Jalan pesantren di Linung Bulen II selesai dalam tahap membersihkan jalan ke pesantren.

Rabu, 24 April 2013

Galeri Photo Kegiatan


Membersihkan saluran air

       "Kebersihan Lingkungan adalah pangkal kesehatan" kutipan itulah yang mendorong mahasiswa KKN angkatan 2013 yang di kirim ke desa Linung Bulen II kecamatan Bintang kabupaten Aceh Tengah untuk sekiranya dapat membantu membersihkan lingkungan di sekitar desa tersebut, dalam membersihkan Lingkungan yang di maksud, Mahasiswa KKN memulai dengan membersihkan selokan yang macet karena tumpukan sampah sehingga dapat menyebabkan air yang mengalir meluap hingga memenuhi jalan yang menyebabkan pengguna jalan agak kesulitan berjalan jika hari hujan, setelah hujan juga air yang ada di jalan tidak langsung kering karena jalan yang di maksud juga tidak terlalu bagus, aspal yang tidak rata menyebabkan air akan terus menggenangi jalan sebelum hari panas, untuk lebih jelasnya keadaan jalan utama di Desa Linung Bulen II ada di gambar di bawah ini.


            Gambar di atas merupakan Jalan utama dari Desa Linung Bulen II atau biasa disebut dengan LB II bintang, gambar di atas menjelaskan bagaimana keadaan jalan utama atau jalan yang pertama kali kita jumpai jika kita akan masuk ke Desa LB II kecamatan bintang Kabupaten Aceh Tengah. selokan yang terlihat di penuhi dengan rumput dan juga sampah plastik yang tidak akan dapat melancarkan arus air ketika hujan turun. karena memang membersihkan kampung atau desa adalah salah satu program KKN angkatan 2013 maka mahasiswa yang di terjunkan ke desa LB II segera membersihkan area tersebut secara bersama-sama.
Dan alhamdulillah saat ini air yang mengalir di selokan yang telah di bersihkan Mahasiswa KKN angkatan 2013 tepatnya di desa LB II sudah lancar.

Pembuatan Bank sampah

pembuatan bank sampah
permbuatan bank sampah
Program KKN-PPM angkatan 2013 salah satunya adalah pembuatan bank sampah di kampung Linung Bulen II yang di kerjakan oleh mahasiswa KKN-PPM yang di tempatkan di tempat tersebut. Mahasiswa KKN di linung bulen II berinisiatif dalam pembuatan Bank sampah yang di buat dari bambu karena selain mudah di dapat juga memanfaatkan sumber daya alam yang ada sehingga meminimalisir keuangan untuk tim tersebut.
perancangan bank sampah tersebut adalah berbentuk persegi dan tinggi kira-kira 50 cm, dalam pembuatan bank sampah, mahasiswa harus mendapatkan sekitar 2 bambu untuk 3 bank sampah, dari potongan2 bambu tersebut juga mendapatkan 3 bank sampah berukuran kecil dengan ukuran kira-kira 25 x 10 cm. bank sampah yang berukuran mini tersebut akan di tempatkan di pemandian warga baik tempat pemandian pria dan wanita, karena di tempat pemandian masih terdapat banyak sampah yang berserakan, sampah tersebut adalah sampah non organik yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan serta mengakibatkan penyumbatan pada selokan.
di bawah ini adalah gambar hasil pembuatan bank sampah oleh mahasiswa KKN-PPM angkatan 2013 di Kampung Linung Bulen II Aceh tengah.

  Gambar di atas adalah hasil dari kreatifitas peserta KKN-PPM Kampung Linung Bulen II,  dengan pembuatan Bank sampah ini di harapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan sehingga Kampung Linung Bulen II bebas dari sampah yang berserakan agar menjadi kampung yang bersih,indah dan nyaman.

Tarian Tradisional


          Tarian tradisional adalah gerakan anggota badan berirama biasanya di iringi dengan bunyi-bunyian, yang di lakukan secara turun temurun sehingga menjadi adat kebiasaan, di lihat dari maknanya, seni tari tradisional memiliki filosofi yang sangat tinggi, bukan hanya sekedar menggerakkan badan. sejak zaman dahulu, nenek moyang kita sudah mencontohkan bagaimana menyampaikan pesan atau nasihat tidak sebatas dengan kata-kata, namun bisa juga di sampaikan melalui tarian dan nyanyian.
           
          Linung Bulen II adalah sebuah desa yang berada di kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah, desa ini merupakan salah satu desa yang di siapkan untuk mahasiswa KKN PPM angkatan 2013. Salah satu program KKN PPM 2013 adalah Pelestarian Budaya yang termasuk juga tarian tradisional, walaupun tarian tradisional tidak termasuk program utama mahasiswa namun ketika melihat semangat anak-anak LB II dalam mengenalkan keahlian mereka dalam bidang Tari Tradisional Khususnya tradisional Gayo, mahasiswa KKN PPM yang berada di LB II ingin agar Kelompok Tari yang Ada di desa Linung Bulen di Tampilkan di Festival budaya yang akan di adakan di Pante menye tanggal 5 mei 2013.

        Informasi yang di dapat mahasiswa Saat ini mereka belajar dengan seseorang pemuda yang bernama Sabri yang juga penduduk desa LB II. dengan kesibukannya sabri menyempatkan diri untuk berbagi ilmu dengan anak-anak didiknya, sabri akan fokus mengajar tari ketika akan ada acara di desa Linung Bulen II seperti acara penyambutan saat pernikahan dsb. hasil latihan anak tari desa LB II terlihat mengagumkan saat mahasiswa KKN PPM juga menyaksikan di salah satu acara pernikahan. mahasiswa KKN PPM yakin kalau saja mereka di latih dengan rutin Mereka bisa menjadi penari yang lebih baik lagi dan memang benar akan jadi penari sesuai dengan keinginan mereka.

DemoGrafi


1.1  DEMOGRAFI
Secara umum keadaan demografi Kampung Linung Bulen II merupakan dataran tinggi. Kampung Linung Bulen II memiliki Iklim Tropis (dua musim)

Tabel : 1.2.1 kondisi Fisik Kampung
No
Pemanfaatan lahan
Luas (Ha)
Keterangan
1
Area Pemukiman
50
-
2
Area Persawahan
28
-
3
Area perkebunan
2
-
4
Area Kuburan
1
-
5
Area Pekarangan
2
-

Jumlah
83
-

Tabel 1.2.2 Tipologi
No


Ket
1
Hutan di keliling Kampung
Ya
-
2
Area Hijau / lahan kosong
Ya
-
3
Perbatasan dengan Kampung lain
Ya


Tabel 1.2.3 Orbitasi Umum
No




1
Jarak ke ibu kota Provinsi
320
Km
-
2
Jarak ke kabupaten
18
Km
-
3
Jarak ke kecamatan
1,3
Km
-
4
SPBU
18.10
Km
-
5
Pasar terdekat
18,15
Km
-
6
RSU
18,5
Km
-

Tabel 1.2.4 Orbitasi Khusus
No




1
Jarak Kegunung
50
M

2
Jarak kelaut
600
M

3
Jarak kesungai
300
M

4
Jarak ke pinggiran hutan
100
M

5
Jarak ke bandar udara
30
Km
Rembele
6
Jarak keterminal
500
M
Bintang
7
Jarak kekantor polisi
1
Km
Kapolsek Bintang

Tabel 1.2.5 Jumlah Penduduk
No





1
Linung Bulen II
157
366
333
699

Tabel 1.2.6 Jumlah Penduduk Menurut Dusun
No





1
Serampak
56
113
173
286
2
Lot
50
104
91
195
3
Musara
51
149
69
218
Jumlah
157
366
333
699

Tabel 1.2.7 jumlah penduduk menurut golongan usia
No




1
0 bulan – 12 bulan
3
2
5
2
1 tahun – 4 tahun
16
14
30
3
05 tahun – 08 tahun
20
35
55
4
09 tahun - 15 tahun
59
45
104
5
16 tahun - 56 tahun
262
224
486
6
56 tahun ke atas
10
9
19
Total
366
333
699


2.1.3 Keadaan Sosial
Tabel 1.2.8 Fasilitas Sosial Kampung
No



1
Menasah
1 Unit
Tempat beribadah – Aktif
2
Lapangan bola Voli
1 Unit
Sarana Olah Raga – Aktif
3
MCK
2 Unit
Aktif
4
TK PAUD
1 Unit
Aktif

2.1.4 Keadaan Ekonomi
Tabel 1.2.9 Data tingkat Pendidikan Masyarakat
No



1



2



3



4



5



6



7



Total